Rangkaian Ilmu Untuk Saling Berbagi >>

"Welcome" Julusu Jaida Qobla Ayyaqra..

Sunday, May 13, 2012

Menjadi Manusia Berkualitas


Bab I
Pendahuluan
Manusia merupakan makhluk yang sempurna yang telah diciptakan Allah  dengan segala kelebihannya.  Manusia diciptakan hakikatnya adalah sebagai kholifah dan untuk mengisi kehidupan di dunia ini, dengan menjadikan dunia sebagai ladang untuk menggarap suatu proyek menuju ridha-Nya.
Allah Menciptakan manusia dipenuhi dengan kelebihannya dibandingkan makhluk-makhluk ciptaan-Nya yang lain, oleh karena itu didalam alquran manusia disebut makhluk yang sempurna. Allah menciptakan manusia di dunia ini berbeda-beda satu sama lain, namun di balik perbedaan itu banyak sekali hikmah dan pelajaran yang bisa kita petik didalamnya.
Jika kita fikirkan Allah menciptakan manusia di duia ini sangat banyak, namun kalau kita teliik satu sama lain tidak ada yang sama, semuanya berbeda dimulai dari ujung kaki sampai ke rambut, subhanallah! sungguh maha besar Allah yang telah menciptakan alam ini. Karena itu kita harus mensyukuri segala pemberiannya yang sangat istimew ini.
Manusia diciptakan oleh Allah diberikan akal dan fikiran, oleh karena itu untuk mensyukuri nikmat-Nya kita harus menggunakan akal dan fikiran tersebut dengan baik, agar kita tidak menjadi orang yang kufur atas nikmat-Nya, dengan membentuk manusia yang berkualitas.
Membentuk manusia yang berkualitas kunci utamanya yaitu dengan pemahaman diri yang terletak dalam hati, Hati dapat memperlihatkan secara jelas siapa diri kita dan bagaimana watak kita. Hati yang bersih, bening, dan jernih, Insya Allah dapat dapat memperlihatkan kebersihan, kebeningan, dan kejernihan pada pribadi kita.
Untuk mengenal diri, kita tentu mulainya dari kedalaman diri kita sendiri dan dari kedalaman qolbu, atau apa yang disebut dengan nurani. Inilah yang sering dikenal dengan upaya introspeksi diri (muhasabah). Jadi, pendalaman bukan tiba-tiba saja bissamemahami dirinya. Proses introspeksi diri ini tentunya bisa berjalan efektif manakala kita mampu menata suasana hati, misalnya dalam keheningan dan dalam upaya keluar dari masalah-masalah yang membelit kita. Kita harus punya satu kepercayaan bahwa hanya kitalah yang bisa menolong diri kita sendiri dan ikhtiar ini hanya  Allah lah yang berkuasa menolongnya.
Selanjutnya, agar kita memahami betul bagaimana cara kita membentuk diri untuk menjadi manusia yang berkualitas dalam segala aspek kehidupan, kita pelajari isi dari makalah ini. Semoga ita tergolong menjadi orang-orang yang memiliki qolbun salim yaitu hati yang selamat; selamat dari segala kebusukan, sebab segala kesuksesan dimilikioleh orang-orang yang  berhati bersih. semoga kita dapat tergolong menjadi manusia yang berajaskan nilai-nilai kemanusiaan dengan berlandaskan akhlak yang mulia.

Bab II
A.        Penguasaan Keutuhan IPTEK Dan Moral Menuju SDM Berkualitas
Manusia melalui nalarnya memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi, Dan melalui iptek tersebutlah kebudayaan dapat  berubah dari yang tradisional ke yang modern hingga yang seterusnya. Demikian sebaliknya dengan semakin moderennya suatu kebudayaan, maka Iptek yang merupakan bagian didalamnya memperoleh kemungkinan untuk berkembang lebih maju lagi. Perkembangan kebudayaan dari batu purba, batu bara, hingga kebudaaan atom dan nuklir. Semuanya membuktikan perkembangan Iptek manusia. Banyak harapan yang digantungkan kepada Iptek oleh manusia berupa kesejahteraan, kebahagiaan, keamanan, dan pemenuhan segala hidup manusia.
Manusia sekarang tidak mampu lagi membedakan antara Iptek sebagai alat bagi manusia untuk mencapai kebahagiaannya, tetapi terbalik manusia menjadi budak dari teknologi. Menurut Melsen salah satu sebabnya adalah kekuranga filosofis atas bentuk-bentuk baru di bidang ilmu pengetahuan. Mula-mula dengan IPTEK, manusia hendak menguasai alam dan sampai batas-batas tertentu ia berhasil, tetapi ia lupa bahwa ia sendiri adalah bagian dari alam yang turut terkuasai oleh ilmu pengetahuan.
Keterpisahan penguasaaan iptek dengan moral berdampak negatif bagi manusia dan kemanuiaan. Hal itu disebabkan karena ilmu pengetahuan saat ini lebih bertumpu pada ilmu pengetahuan yang strukturnya rasional,isinya emprik indrawi dan sifatnya sehingga sukar mnerima kebenaran lainnya yang momot nilai. Dalam konsep islam tidak dikenal IPTEK yang bebas nilai, karena itu berbagai IPTEK yang ditemukan selalu harus terkait dengan tugas pokok manusia yakni ibadah dan memakmurkan bumi.
Secara sederhana dampak negatif dari IPTEK bukan pada epistemologi dan ontologinya, tetapi pada aspek aksiologinya, justru itu tergantung dari sikap ilmuan itu sendiri. Sehubungan dengan hal yang terakhir ini, maka untuk melahirkan SDM (ilmuan) yang dapat memadukan IPTEK dan moral tidak lain melalui pengembangan dan pemaduan antara pikir dan dzikir.

B.          Pengembanga Sumber Daya Manusia
Salah satu relefansi untuk memikirkan kembali peranan manajemen dalam pengembangan SDM tidak lain melalui perubahan signifikan lingkungan strategis. Baik dalam skala global maupun domestik. Dunia saat initelah menjadi pasar  global, bukan hanya untuk barang dan jasa, tetapi juga untuk penyediaan SDM, modal dan teknologi.
Sejalan dengan perkembangan pemikiran tentang pembangunan, yang telah menghasilkan pembangunan pradigma pembangunan pradigma manusia dalam dekade 1990-an. GBHN 1993 secara tepat menyatakan bahwa pembangunan jangka panjang diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia dan kualitas masyarakat. Oleh karena itu perkembangan SDM manusia sangat penting untk menjadi manusia dan bangsa yang madani.
Peningkatan SDM bisa dicapai dengan cara  meningkatkan mutu pendidikan dan kemampuan dalam diri manusia itu sendiri, serta tidak luput dari nilai-nilai religiusnya.

C.          Menjadi Pribadi Unggul
Kata-kata “unggul” sering di dengungkan dari dulu hingga kini sebagai kata yan memiliki makna prestatif. Kita dulu mengenal istilah bibit unggul, kini ada sekolah unggul, siswa dan mahasiswa unggul, pesantren unggul, dan banyak unggul-unggul lai. Masalahnya keuggulan hanya akan menjadi wacana dan buah bibir jika kita sebenarnya tidak bisa memaknai kata unggul tersebut sesuai dengan aktivitas dan prilaku yang benar-benar menunjukan keunggulan.
Unggul emang berbanding lurus dengan prestasi. Seseorang menjadi pribadai unggul karena dia menghasilkan prestasi-prestasi unggul dalam hidupnya. Prestasi itu dapat kita petakkan dengan format 3 K(Q), Yaitu kecepatan (quick), kualitas (quality), dan kuantitas (quantity).
Subhanallah, ternyata format tersebut telah terakomodasi dalam islam sebagai agama prestatif. Islam mengutamakan percepatan dengan menganjurkan pemeluknya agar tidak menunda-nunda kebaikan. Islam mengutamakan kualitas dengan menganjurkan pemeluknya untuk beribadah dengan khusyuk dan melakukan yang terbaik untuk dunia serta akhirat. Lalu, Islam juga mengutamakan kuantitas dengan menganjurkan para pemeluknya memper banyak amalan, memperbanyak ilmu, dan memperbanyak usaha. Jadi, tidak dipungkiri bahwa islam adalah gama prestatif yang mengutamakan kecepatan, kualitas, dan kuantitas. Semua pedoman itu telah tertuang didalam Al-Qur’an dan Al-Hadis.
Lalu, Mengapa predikat unggul masih terasa jauh bagi sebagian besar umat islam? Tidaklah sulit mencari jawaban atas hal ini mengingat sebagian besar dari kita memang kurang ataupun belum benar-benar menjadikan teladan sosok unggul. Sosok itu ialah Nabi Muhammad  SAW sebagai orang yang selalu menjaga kualitas perbuatannya. Bahkan, hal ini sudah ditegaskan oleh Allah SWT, dengan menunjukan pribadi Rasulullah sebagai uswatun hasanah bagi kita semua.
Tidak ada yang meragukan Nabi Muhammad SAW sebagai pribadi unggul. Karena itu, tiada ragu pula seorang Micael H. Hart, penulis buku Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah, menempatkan Nabi Muhammad SAW ini seabagai manusiia yang paling prestatif dan berpengaruh pada dunia. Hart memiliki alasan dengan mengacu kepada Konstrinusi yang dinerikan oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau unggul sebagai pemimpin religius, pemimpin, politik, panglima perang, dan kepala negara (yang kemudian disebut oleh hart sebagai pemimpin duniawi).
Tiga persyaratan pribadi nggul yaitu
1.      Harus mempunyai kemampuan mengoreksi siap mental. Dengan dmikian kita dapat menumbuhkan keuletan dalam menempa diri dibandingkan orang lain. Segala bentuk kemalasan haru dihindari kalau kita ingin memiliki masadepan cerah.
2.      Harus berada pada lingkungan dan sistem yang kondusif. Untuk terlucutnya pada potensi dan prestasi diri. Hal ini karena faktor lingkungan sangat berpengaruh pada pribadi seseorang.
3.      Yang tidak kalah penting adalah kseringan bersilaturahmi. Didalam ajaran Islam bersilaturahmi itu sangat besar manfaatnya, antara lain dapat mempercepat datangnya kebaikan, memperpanjang umur, dan memperbanyak rezeqi.

D.        Mencermati Potensi Diri
Anda adalah apa yang anda fikirkan, Demikian sebuah ungkapan tentang pengenalan dan potensi diri. Artinya, jika kita memikirkan bahwa diri kita tidaklah berguna, ketidak bergunaan itulah yang akan tetap menjadi cap dalam diri kita. Dengan demikian, kitapun otomatis memadamkan potensi-potensi positif yang ada pada diri kita karena sudah menata hati dan fikiran kearah negatif.
Mencermati potensi diri sama halnya dengan mengenali siapa diri kita. Kitapun akan sampai pada beberapa pertanyaan berikut.
Jawaban atas semua pertanyaan itu bisa kita peroleh dengan mendalami hati, kita bicara dengan nurani, dan kita berusaha mendekatkan diri kepada sang maha pencipta, Allah Azza Wa Jalla.
Selain itu, yang utama kitapun bisa mengenali potensi diri melalui hubungan dengan orang lain. Hubungan dengan orang lain akan memungkinkan munculnya kritik. Untuk itu, kitapun mengembangkan sifat terbuka terhadap kritik yang datang dari luar diri kita. Artinya, kita juga harus berprasangka baik (husnudzon) tentang apa yang orang katakan trhadap diri kita, karena merekalah yang mugkin lebih objektif melihat potensi-potensi dalam diri kita.
Cara paling praktis dalam upaya pengenalan diri ini adalah melalui hubungan yang harmonis dengan lingkungan terdekat, yaitu keluarga. Keakraban kita terhadap seluruh anggota keluarga memungkinkan ketidak sungkanan terlontarnya keritik terhadap diri kita.
Setelah lewat lingkungan keluarga, mulailah kita juga berhubungan secara harmonis dengan saudara, teman, tetangga, atau orang yang ada didalam lingkungan pekerjaan. Mungkin disini akan terasa lebih berat karena keterbukaan kita akan mengalirkan kritik yang lebih hebat lagi. Kita harus siap menahan kedongkolan dan kejengkelan karena mungkin saja orang-orang secara terang-terangan mengkritik diri kita. Namun, yakinlah bahwa proses ini insya Allah akan membuat perkembangan emosi kita semakin baik dari hari kehari.
Kritik adalah senjata ampuh untuk mengenal lebih jauh kelemahan diri kita. Alergi terhadap kritik berarti akan membuat tumbuh suburnya potensi negatif pada diri kita. Memang tidaklah mudah bagi seseorang menerima kritik, apalagi yang benar-benar menyakitkan. Ada kecendrungan bahwa kita ingin membela diri. Namun jika kita memelihara penyakit alergi terhadap kritik, bersiapla kita semakin asing terhadap diri kita sendiri, kita benar-benr tidak yakin bahwa diri kita ini ujub, takabur, pelit, menyebalkan, atau mau menang sendiri. Lalu, bagaimana kita bisa benar-benar memperbaiki diri jika kita buta terhadap ketidak sempurnaan diri ini, Bagaimana mau membangkitkan semangat untuk senantiasa memperbaiki diri jika kita tidak mampu atau mau merasakan kelemahan diri kita.
Upaya-upaya memperbaiki diri akan efektif jika kita menggerakan segala potensi positif dalam diri kita. Tentu dengan syarat bahwa kita telah mengetahui adanya kelemahan-kelemahan dalam diri kita. Potensi untuk menggerakan diri hanya bisa digerakkan dengan niat yang tulus.

E.  Memfokuskan Pada Diri Sendiri
Kebaikan bisa dicontohkan atau ditularkan dari atau kepada orang lain. Namun, kebaikan akan menjadi efektif merasuk pada diri manakala berpangkal pada diri kita sendiri. Ungkapan yang cocok dengan ini bahwa sebaiknya kita mengurusi diri sendiri sebelum mencoba mengurusi orang lain.
Jika kita ingin melihat kebaikan pada diri orang lain, kitapun harus memulainya pada diri pribadi. Seperti halnya jika kita ingin efektif mendidik seorang anak, maka kita harus menunjukan kepada mereka sikap yan baik. Bagaimana mungkin ita melarang anak untuk merokok, padahal sehari-hari kita erokok pas-pus didepan mereka. Begitupun kita sebagai pemimpin ingin mengajak umat berbuat baik, kita harus memperlihatkannya. Bagaimana mungkin kita sebagai ustadz melarang umat bergunjing, padahal setiap hari kita menggunjingkan ustadz yang lain. Hal-hal yang demikianlah yang justr membuat hidup kita lebih hina karena perbuatan tidak ssuai dengan perbuatab dan hati kita. Kita akan menjadi bahan cemoohan.
Keinginan kuat atau kerinduan melihat sebuah kebaikan agar terjadi dilingkungan kita akan memotivsidiri untuk menebarkan kebaikan dari dalam diri kita. Kita tidak akan sungkan melakukan pembersihan jika melihat kotoran disekeliling. Kita dngan senag hati menciptakan suasana yang membuat orang lain bahagia, apakah itu tersenyum, menolong, Dan berusah memberikan solusi. Pada akhirnya, akan terkondisikan keadaan yang dalam hal ini diri kita menjadi pusat kebaikan dan solusi bagi orang-orang di sekeliling kita.
Kehadiran diri kita menjadi buah kerinduan bagi orang-orang yang mendambakan kedamaian dan motifasi. Inilah yang tampak pada diri Rasulullah SAW. Orang-orang yang merindukan kedamaian dan motivasi akan metikkan airmata dan menumpahkan keinginan yang sangat untuk bertemu dengan beliau walaupun sekedar lewat mimpi. Semua karena Rasulullah SAW menjadisumber pancaran dalam kebaikan dan kebersihan hati. Rrasulullah SAW menjadi solusi atas persoalan-persoalan duniawi.
Dalam istilah populer sekarang, apa yang kita contoh dari diri Rasulullah SAW. Dengan memancarkan kebaikan kepada orang lain adalah bersikap dan berfikir positif (husnudzon) secara pasti akan menebarkan suasana yang mendukung untuk terbentukya kebaikan-kebaikan di sekelilig kita.

F.              Ubahlah Persepsi Buruk
Persepsi adalah cara pandang kita terhadap potensi-potensi diri kita.  Karena itu,  jika kita mempersepsikan diri kita selalu gagal dan tidak bisa diperbaiki, sampai kapanpun kita tidak akan pernah sukses.
Perubahan persepsiini emang teramat penting. Dalam onsep manajemen qolbu pengubahan persepsi harus dimulai denan mengukunya pada kedalaman hati (nurani). Dengan kata lain, seorang akan efektif mengubah persepsinya kalaun ia dapat menggunakan sarana qolbunya. 

G.         Mengelola Waktu Dengan Baik
Waktu adalah amanah bagi manusia untuk digunakan sebaik-baiknya atau dengan kata lain, efktif dan efisien. Allah memberikan masa (waktu) bagi manusia untuk brkiprah di dunia ini. Ada manusia yang memanfaatkan masa itu dengan begitu baik hingga ia bisa melakukan prcepatan dan memanfaatkan jalan pintas. Namun ada pula manusia yang menghamburkan masa itu hingga menunda-nunda dan menggunakan jalan memutar. Karena itu sering kita merasa jalan hidup ini terasa sangat panjang, sementara waktu tidak bisa dipersingkat, apalagi diperpanjang. Waktupun musykil bisa diputar balik maupun dimajukan kedepan seperti yang terlihat dalam perjalanan film-film tentang perjalanan waktu seolah-olah ingin mengoreksi takdir allah. Na’udzubillah min dzlik.
Untuk menjadi manusia unggul, yang pertama harus kita lakukan ialah percepatan. Jadi, kita berusaha bagaimana memanfaatkan waktu agar lebih baik daripada apa yang dilakukan orang lain. Waktu kita sama seharinya hanya 24 jam. Namun mengapa ada orang yang dengan waktu 24 jamnya itu melesat prestasi dan karyanya, dia bisa bermanfaat bagi umat manusia, mengurus ribuan bahkan jutaan orang? Sebaliknya, yang lain lagi ada yang untuk mengurus dirinya sendiri saja tidak bisa!

Bab III
Kesimpulan
          Dari uraian yang telah dibahasa bahwasanya menjadi manusia yang bekualitas itu dapat dibentuk dengan cara meningkatkan ilmu pengetahuan, memperbaiki diri dari tingkat emosional dan qolbu, menjalankan segala upaya dengan semangat yang tinggi untuk menjadi manusia yang berkualitas disertai oleh nilai-nilai religiu yang tinggi pula .


Daftar Pustaka
Buseri, H. Kamrani, Antologi Pendidikan Islam Dan Dakwah, Yogyakarta, UII Press, 2003.
Efendi, Taufik, Simpul-simpul Dinamika Strategi Pembangunan, Jakarta, Kencana Mas Publishing House, 2005.
Gymnastiar, Abdullah, Jagalah hati MQ For Beginners, Bandung, MQS Publishing, 2004


motivasi dari biografi

Perjalanan  Menuju Sukses
(Diawali Dengan Berjualan Pete)
“Biografi Sang Inspirator”
Basrizal Koto (lahir di Pariaman,  Sumatera Barat pada tahun 1959) adalah pengusaha sukses asal  Sumatera Barat,  Indonesia. Basrizal atau yang biasa dipanggil Basko sukses berbisnis di banyak bidang, antara lain: media,  percetakan, pertambangan, peternakan, perhotelan, dan properti.
Kehidupan…
Basko lahir di Kampung Ladang, Pariaman dari pasangan Ali Absyar dan Djaninar. Masa kecilnya sangatlah getir, dimana Basko sempat merasakan hanya makan sehari sekali, di mana untuk makan sehari-hari saja sang ibu harus meminjam beras ke tetangga. Ayahnya hanyalah bekerja sebagai buruh tani yang mengolah gabah. Karena susahnya hidup, ia ditinggal ayahnya yang pergi merantau ke Riau. Ketabahan sang ibu yang dipanggilnya amak dalam menghadapi kehidupan selalu membekas dihatinya.
Meski sempat bersekolah hingga kelas lima SD, Basko mempunyai sebuah paradigma yang luar biasa bahwasanya “kemiskinan harus dilawan bukan untuk dinikmati”. Atas seizin ibunya, diapun memilih pergi merantau ke Riau dibanding melanjutkan sekolah. Sebelum berangkat, ibunya berpesan agar menerapkan 3 “K” dalam hidup, yaitu pandai-pandai ber komunikasi, manfaatkan peluang dan kesempatan, serta bekerjalah dengan komitmen tinggi. 3 “K” itulah yang dia terapkan dalam berbisnis. Hal pertama yang dilakukannya di perantauan adalah datang ke terminal setelah subuh untuk mencari pekerjaan menjadi kernet. Berkat kemampuannya berkomunikasi, maka hari pertama dia sudah bisa membantu sopir oplet. Saat pertama jadi kernet, siang-malam dia bekerja hingga dari hasil jerih payahnya tersebut bisa untuk menyewa rumah kontrakan guna menampung keluarga.
Perjalanan Bisnis…
Basko yang panjang akal dan visioner mengawali usahanya dengan berjualan pete. Meski tidak punya uang tetapi dengan modal kepercayaan, pete yang belum dibayar dibawanya ke restoran Padang dan dijual dengan selisih harga yang lebih tinggi. Perjalanan hidupnya penuh warna dan keinginan untuk terus mengubah nasib mengantarnya menjajal berbagai macam profesi mulai dari kernet, sopir, pemborong, tukang jahit hingga akhirnya menjadi diler mobil.
Kemahirannya berkomunikasi, membangun jaringan, menepati janji, dan menjaga kepercayaan akhirnya membawanya sukses menaklukan kemiskinan, membangun kerajaan bisnis, dan menciptakan lapangan kerja. Jumlah perusahaan yang dikelolanya kini mencapai 15 perusahaan dan sejak 2006 dia juga terjun ke bisnis penambangan batu bara di Riau, menyediakan jasa TV kabel dan Internet di Sumatra.
Beberapa perusahaan yang masuk dalam MCB Group miliknya adalah PT Basko Minang Plaza (pusat belanja), PT Cerya Riau Mandiri Printing (CRMP) (percetakan), PT Cerya Zico Utama (properti), PT Bastara Jaya Muda (tambang batubara), PT Riau Agro Mandiri (penggemukan, impor dan ekspor ternak), PT Riau Agro Mandiri Perkasa (pembibitan, pengalengan daging), PT Indonesian Mesh Network (TV kabel dan Internet), dan PT Best Western Hotel dan saat ini berubah nama menjadi Premier Basko Hotel Padang. Dia juga punya anak. Premier Basko Hotel Padang sebuah hotel bintang lima terdiri dari 180 kamar yang beroperasi di Padang, Sumatra Barat. Saat ini proyek yang sedang berjalan seiring dengan perkembangan kota Pekanbaru Riau adalah Green City Riau Superblock yang berada di jantung pusat Kota Pekanbaru berdiri di lahan seluas 2 Hektar dengan konsep Superblock dimana terdiri dari 7 Lantai Pusat Perbelanjaandan 3 Tower masing- masing Tower Apartemen, Tower Condotel / Condominium Hotel dan 1 Tower Perkantoran
Mutiara Yang Tersirat dan Tersurat
Makin banyak wirausahawan ( entrepreneur ) di dalam negeri, yang bisa menciptakan dan menambah lapangan pekerjaan sehingga dapat membantu mengentaskan masalah kemiskinan di daerah Riau pada khususnya umumnya di Negara Indonesia dan juga dapat memajukan pembangunan infrastruktur daerah serta menjadikan para investor tertarik untuk berinvestasi, sehingga dapat mendorong roda perekonomian di daerah tersebut.
            Setelah kita membaca, mempelajari, dan meresapi dari biografi diatas maka tentunya kita mendapatkan suatu pelajaran dari makna dan arti hidup kita di dunia ini, bahwasanya kaya maupun miskin itu merupakan wacana bagaimana kita mensyukuri hidup ini. apa bila kita menganggap semuanya merupakan kenikmatan yang diberikan oleh sang halik, maka seraya kita akan mensyukurinya. Selain itu hendaknya sebagai manusia yang berazaskan “Robbihun” ( yang selalu ingin menjadi lebih baik dari hari kemarin) maka haruslah berkerja keras dengan penuh semangat tanpa rasa lelah, demi menjadikan diri manusia yang “sukses”.
            Seperti kutipan biografi diatas “kemiskinan harus dilawan bukan untuk dinikmati” (Basrizal Qoto), kemiskinan itu haruslah kita rubah! jika kita menginginkan kesuksesan janganlah berdiam diri untuk meraih sebuah kesuksesan, lakukanlah suatu pergerakan yang dapat membentuk suatu perubahan yang positif, sehingga kesuksesan dapat kita raih dan hidup pun akan menjadi sejahtera.
Karena itu kita janganlah takut menghadapi hidup ini, dengan segala tantangannya. Jikalau kiata bekerja keras dan mempunyai motivasi yang baik maka tantagan hidup ini akan mudah dilewati. Mudah-mudahan kita bisa termotivasi dari biografi tersebut dan bisa mengikuti kesuksesan beliau, bahkan bisa melebihinya.
”Teruslah Maju Para Enterpreneur”